Nyantri dan Warisan Budaya Indonesia

QA-Al-Amien.  Pesantren merupakan salah satu warisan budaya khas yang ada di Indonesia. Dikatakan sebagai warisan budaya, karena pesantren sesungguhnya merupakan institusi pendidikan tradisional yang sampai sekarang tetap mempertahankan nilai-nilai ajaran keislaman sejak masa awal kemunculanya. Pesantren mempunyai nilai otentik tersendiri sebagai ranah yang bergerak dalam pendidikan, baik ditinjau dari segi kurikulum, kegiatan sehari-hari, serta nilai keberagaman daerah yang ada dalam suatu pesantren.

Begitu juga Al-Amien Prenduan. Saat ini Al-Amien Prenduan sudah menduduki usia 67 tahun sebagai salah satu lembaga pendidikan pesantren dengan keberagaman tradisi yang khas, hal ini bisa ditinjau dari semakin banyaknya santri yang berasal dari berbagai macam daerah, baik dalam negeri maupun luar negeri. Apalagi melihat di tahun ke-67 ini, Al-Amien mendapat kepercayaan yang tinggi dalam menjalankan tujuan pendidikan yang baik.

“Hingga tahun ini, jumlah seluruh santri Al-Amien mencapai 8000 santri lebih, ini merupakan peningkatan yang terjadi dari tahun ke tahun, karena kepercayaan masyarakat yang semakin meluas,” ungkap Pimpinan dan Pengasuh, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tijani, MA dalam sesi upacara Apel Tahunan.

Tentu berangkat dari hal inilah Al-Amien Prenduan selalu mempertahankan tradisi persatuan dan kesatuan diatas rantai keberagaman yang ada. Tepat pada hari ahad, 15 September 2019, Al-Amien mengadakan event Parade Konsulat yang diadakan di Gedung Pusat Pengembangan Gagasan dan Kreativitas Santri Putra sebagai salah satu momentum merawat keragaman budaya yang ada di dalamnya.  Mengenai hal ini, senada dengan apa yang diungkapkan oleh salah satu pantia Parade Konsulat 2019, Tarmidzi Abbas;

“Dalam parade konsulat ini, tentu ada hal yang harus ditunjukan, yaitu keberagaman budaya di pondok kita,” ungkap pria berkulit putih tersebut.

Event Parade Konsulat merupakan tradisi tahunan yang sejak lama ada di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Acara ini mempersembahkan kekayaan budaya yang dibawa seluruh konsulat masing-masing. Entah itu keragama suku, bahasa dan sebagainya.

Seperti hal nya wawancara singkat yang dilakukan oleh Redaktur QA kepada salah satu kontingen konsulat di tengah-tengah pelaksanaan event parade konsulat berlangsung;

“Kami tahun ini, berusaha menampilkan adat dan tradisi daerah kami, salah satu nya ondel-ondel, kami bangga dengan tradisi kami, maka nya kami sebagai santri harus bangga akan hal ini,” kata salah satu pengurus konsulat Jakarta.

Pondasi yang kuat akan keberagaman tentu sangat dibutuhkan dalam menopang perbedaan-perbedaan yang ada dalam pesantren. Perlu nya penanaman prinsip nilai-nilai yang kuat dalam keseharianya agar tidak menimbulkan rapuh nya persatuan dan kesatuan sebagai ciri khas pesantren. Seperti yang sering diungkapkan oleh Pimpinan;

“Para santri dan santriwati adalah sumber keunggulan, keunggulan itu tercipta dari kebersamaan, prinsip we are one kita adalah satu kesatuan, kita harus menjaga prinsip ini, kebersamaan adalah kunci keberhasilan Pondok Pesantren Al-Amien,” ungkap Pimpinan.  

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *