Metamorfosis Rayon As-Syifa’

Rayon atau asrama menjadi bagian terpenting dalam proses pendidikan di TMI Al-Amien Prenduan. Rayon menjelma sebagai kawah candradimuka tempat menempa dan menyiapkan generasi cendikiawan muslim sejati. Tak patut diragukan lagi keberadaan dan perannya. Rayon menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan TMI berlangsung, mulai dari bagun tidur hingga tidur kembali. Di tempat inilah manusia-manusia unggul diasah untuk menjadi generasi yang mampu menjawab tantangan masa depan.
Tepat pada hari Ahad, 02 Agustus 2020 salah satu rayon yang bernama As-Syifa direnovasi total. Dibongkar. Dibangun ulang. Struktur fisik terutama kayu atas sudah lapuk dimakan usia.

Dalam sisi sejarahnya rayon As-Syifa merupakan salah satu rayon yang dibangun oleh seorang dermawan Prenduan bernama H. Jufri.
Menyandang nama As-Syifa karena rayon tersebut didirikan karena terkabulnya hajat H Jufri atas kesembuhan yang dianugerahkan Allah kepadanya setelah terbaring sakit parah. Setelah sembuh lantas kemudian H Jufri mendirikan asrama santri yang kemudian diberi nama AS-SYIFA’.
As-Syifa menjadi salah satu bagian rayon atau asrama santri tertua yang ada di kompleks TMI. Rayon ini menyimpan sejuta histori yang panjang, tempat di mana suka duka diciptakan dengan pengalaman berharga yang tiada terkira. Rayon yang telah menjadi kawah candradimuka atau tempat penggemblengan diri setiap santri agar menjadi orang yang memiliki karakter pribadi yang kuat, terlatih dan berjiwa besar.
Di masa itu, rayon As-Syifa menjadi salah satu rayon termegah yang ada di TMI, sebab dulu rayon-rayon lainnya masih beratapkan kayu, dan dinding triplek, kala hujan tiba tak pernah lepas dari kunjungan air yang turut masuk di sela-sela atap yang bocor, hingga membasahi seluruh ruangan yang seharusnya menjadi tempat merebahkan diri saat lelah tiba.
Selain sebagai tempat istirahat santri di kala gelap tiba, rayon ini pula pernah menjadi tempat dapur masak sendiri atau lebih dikenal ketika itu dengan “Damasdiri”. Pahit manis cerita terukir dan dialami oleh sekian banyak alumni TMI yang pernah singgah di rayon ini. Mulai dari pengalaman masak sendiri, sebuah cerita dan bahkan hingga saat ini mungkin bisa menjadi guyonan sederhana bagi kebanyakan alumni saat mereka berkunjung ke pondok, sepenggal cerita tentang nasi yang gosong sebab waktu menanak nasi yang terlalu lama, dan akibat dari itu semua satu rayon tidak bisa makan nasi yang layak untuk disuguhkan, kisah tentang haflah bersama kawan-kawan beralaskan kertas plastik hitam yang menjadi wadah setia pemuas rasa lapar, bahkan lauk yang tak jarang dimasak dengan modal bumbu sederhana berupa beberapa taburan garam, yang kadang kebanyakan membuat rasa nya sangat asin dan itu semua dianggap sebagai suatu hal yang istimewa dan jarang didapatkan oleh kebanyakan orang. Bahkan ada pula cerita tentang tikus-tikus yang berkeliaran di saat malam hari, dengan bunyinya yang khas, kerap menemani pulas nya tidur di lantai tanpa sentuhan lembut selimut.

Lantas, hal semacam ini akan terus terkenang sepanjang masa, As-Syifa telah mampu menjadi potret sebuah pendidikan yang memang seharusnya diberikan oleh pesantren. Memberikan warna di setiap sendi terciptanya output alumni yang tak hanya menyandang title akademisi saja, akan tetapi seorang alumni yang menyandang visi misi TMI sebagai kader mundzirul qoum bagi sesama. Dengan semua itu, telah memberi bukti yang konkret bahwa beribu-ribu alumni TMI telah mampu menerbangkan diri mereka ke cakrawala dunia yang luas, membuka jendela disiplin ilmu yang nantinya akan bermuara bagi tebentuknya kualitas generasi intelektual masa depan.
Maka, di tahun ini, rayon As-Syifa akan melewati masa pembenahan, tanpa melupakan sederet catatan amal seorang dermawan yang dulu pernah memberikan sumbangsih penuh atas didirikanya rayon sejuta cerita ini. Seperti halnya kayu-kayu yang masih kokoh akan tetap terus berdiri hingga kapanpun, dinding-dinding yang masih tegap berdiri akan terus dijaga dengan baik keutuhanya, hingga nantinya dalam jangka waktu beberapa bulan ke depan rayon As-Syifa’ akan menampilkan wajah barunya sebagai rayon yang lebih representatif.
Pada masa-masa yang akan datang, rayon As-Syifa’ bukanlah rayon yang hanya menjadi milik pribadi pondok semata, akan tetapi rayon As-Syifa’ merupakan bagian dari aset umat. Maka dari itu pondok membuka diri bagi para alumni, simpatisan dan para dermawan yang ingin memberikan sumbangsih lebih terhadap pembangunan rayon As-Syifa’ nantinya. Insya-Allah bangunan rayon As-Syifa’ ini akan bermetamorfosis menjadi rayon atau asrama santri lantai dua, perkiraan akan menghabiskan dana sebesar2 milyarrupiah. Dengan harapan di tempat inilah nantinya, beberapa tahun yang akan datang, kelak akan banyak melahirkan manusia-manusia yang bercita-cita luhur dan mampu membangun peradaban dengan berbekal kesempurnaan iman, ilmu luas dan amal sejati.
Selasa, 11 Agustus 2020
Komentar Terbaru