TMI Gelar FGD Dalam Rangka Finalisasi Pedoman Kegiatan Ustadz dan Santri

Acara Finalisasi Pedoman Kegiatan Ustadz dan Santri TMI

QA-TMI. Dalam mengisi momentum kemerdekaan pada hari Senin, 17 Agustus 2020, Tarbiyatul Mu’allimien Al-Islamiyah, gelar Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas finalisasi pedoman kegiatan Ustadz dan Santri TMI tertuang dalam tiga buku pedoman yang bersifat teknis, yaitu Pedoman Kegiatan Ustadz dan Santri di Asrama, Pedoman Kegiatan Ustadz dan Santri di Marhalah, dan Pedoman Kegiatan Ustadz dan Santri di Luar Kelas.

Acara FGD ini, langsung dihadiri oleh Wakil Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, KH. Dr. Ghozi Mubarok, MA, dan didampingi oleh Pengasuh Ma’had TMI, KH. Moh. Zainullah Rois, Lc.

“Maka pagi ini, antum diminta untuk mengkaji kira-kira mana yang pas, dan mana yang akan ditetapkan, karena TMI ini harus senantiasa membenahi diri, jadi jangan pernah melihat hari ini dengan sia-sia, karena pemikiran antum hari ini akan kami realisasikan untuk ke depan,” ucap Pengasuh dalam memberikan sambutan dan arahan kepada peserta FGD.

Lebih dari itu Wakil Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan menaruh apresiasi yang besar, dengan adanya langkah-langkah pengembangan TMI yang berjalan secara terus menerus.

“Pertama, tentu saja kita menyambut gembira upaya-upaya yang terus dilakukan oleh TMI dalam beberapa bulan terkahir ini,  ini tentu saja langkah yang sangat baik sekali, meski memang ini belum selesai, dan banyak hal yang harus terus dimaksimalkan. Tiga buku ini baru menyangkut hal-hal bersifat tekni, menyangkut tentang bagaimana cara mengelola kegiatan santri di tiga wilayah yang berbeda, di rayon, di kelas, dan di luar kelas,” katanya.

Pemberian arahan oleh Wakil Pimpinan dan Pengasuh PP. Al-Amien Prenduan beserta Pengasuh Ma’had TMI, KH. Moh Zainullah Rois, Lc.

Adanya acara FGD ini tak hanya menjadi pembenahan bagi sistem pendidikan di TMI seperti yang diungkapkan Pengasuh, KH. Moh. Zainullah Rois, akan tetapi upaya mengkodifikasi pedoman kegiatan Ustadz dan Santri ini menjadi langkah penting untuk senantiasa menjaga warisan-warisan para pendahulu TMI, berupa sistem pendidikan yang masih belum sempat terbukukan secara resmi.  

“Jadi fungsinya itu pertama yaitu untuk menginventarisir warisan alamarhumin yang tidak sempat menulis itu semua secara utuh, dan tugas kita sekarang menuliskanya menjadi pedoman yang rinci,” tambah Wakil Pimpinan dan Pengasuh.  

Tujuan selanjutnya dengan adanya kodifikasi pedoman kegiatan ini, menjadi satu acuan yang utuh dalam mengambil kebijakan-kebijakan dan langkah-langkah nyata untuk masa depan pendidikan di TMI.  Hal ini senada dengan kelanjutan nasihat yang diungkapkan oleh KH. Dr. Ghozi Mubarok, MA “mempunyai acuan yang bersifat tunggal, Karena kalau kita mengacu pada sesuatu yang tidak tertulis yang diwariskan almarhumin memang tidak cukup, pertama ingatan kita terbatas, bahwa yang diingat satu orang dan orang lain itu berbeda,” ungkap putra sulung Alm. KH. Moh. Idris Jauhari tersebut.

Lantas, beliau menambahkan harapan terbesar nya kepada TMI, agar di hari-hari ke depan, TMI lebih bisa memfokuskan diri kepada pengembangan kualitas pendidikan dengan bantuan pedoman kegiatan ini.

“Ke depan kita bisa memfokuskan tujuan kita pada pengembangan-pengembangan dan itu selesai kalau itu sudah rampung kita lakukan. Semua sudah ada panduannya, kita bisa mencurahkan pikiran kita lebih banyak kepada bagaimana kita mengembangkan kualitas acara, bagaimana kita mengembangkan kualitas pendidikan, jadi insyaallah tugas kita ke depan ini, begitu pedoman-pedoman ini selesai, insyallah akan jauh lebih ringan, dibandingkan dengan apa yang terjadi selama ini,” pesannya dalam acara Finalisasi Pedoman Kegiatan.

Pembacaan laporan hasil diskusi pada sesi sidang pleno

Agenda acara Finalisasi Pedoman Kegiatan ini terdiri dari pemberian arahan oleh Wakil Pimpinan dan Pengasuh Ma’had TMI yang berlangsung di Meeting Hall TMI Putra, dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) di bagian pedoman masing-masing, diikuti oleh seluruh Mudir, Mutsaqqif, Musyrif hingga para Wali Kelas, selepas pelaksanaan FGD kemudian dilanjutkan dengan rapat sidang pleno membahas rumusan hasil Focus Group Discussion yang telah disepakati bersama. (QA/17)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *