Kenyataannya, mempertahankan itu lebih sulit dari pada meraih. Saat sesuatu ingin kita raih, maka segala usaha dan cara terbaik akan dilakukan. Namun, saat sesuatu itu telah kita raih, mempertahankannya butuh sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang berbeda itu merupakan usaha yang harus lebih keras, serta cara yang harus lebih baik guna menghindari ketidakmampuan menyaingi musuh atau setidaknya mempertahankan diri dalam melawan arus deras waktu yang kapan saja bisa menyeret semua cita-cita.
Selanjutnya, salah satu alasan yang paling lumrah adanya sebuah ketidakmampuan tadi adalah tidak adanya niatan khusus untuk tegar dan siap dalam mencari generasi yang selayaknya mampu mempertahankan. Kemauan yang kecil kadang kala menjadi penyebab lunturnya semangat dalam mempertahankan sesuatu.
Selayaknya seperti itulah gambaran awal tentang majalah ini. Dalam jejak dokumentasinya di Perpustakaan ISMI (perpustakaan yang dikelola oleh organtri TMI Al-Amien Prenduan), hanya bersisa empat eksemplar majalah saja dengan edisi yang sama, edisi 24. Edisi 24 Majalah QA terbit
pada tahun 2009, sekitar satu dekade jika dihitung mundur dari sekarang. Wow, bukankah itu waktu yang cukup lama untuk terkuburnya sebuah permata literasi terbaik TMI?
Tentu, berangkat dari kemauan yang tinggi serta rasa cinta sekaligus tanggung jawab yang ada dalam setiap hati dan pikiran, maka tercatatlah bulan April tahun 2019 sebagai awal kebangkitan Majalah al-Qawiyul Amien, yang penuh kobaran semangat dan kecintaan, mudah-mudahan majalah ini terus ada dan senantiasa eksis hingga tahun-tahun yang akan datang.
Alhamdulillah, terbitan perdana di tahun 2019 ini merupakan terbitan dengan karya 100% hasil dari coretan santrisantri TMI Putra Al-Amien Prenduan, baik yang merupakan anggota redaksi maupun tidak. Selain itu, juga ada tulisan dari Wakil Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren AlAmien Prenduan, KH. Dr. Ghozi Mubarok Idris, MA., mudir marhalah aliyah TMI Putra, Ust. H. Moh. Hamzah Arsa, M.Pd., juga tak ketinggalan coretan dari sang penulis buku bestseller ‘Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk’, Ahmad Rifa’i Rif’an. Dengan tampilan yang bisa dibilang masih amatiran, kami mencoba menampilkan segala potensi yang ada untuk sekedar mendapat gelar sebagai redaksi majalah.
Selanjutnya, dengan harapan semoga menjadi sebuah media karya yang lebih baik kedepannya, saran serta kritikan dari para pembaca selalu kami tunggu kehadirannya
Komentar Terbaru