Apel Tahunan ke-67 Tahun; Momentum Merawat, Menjaga dan Mempertahankan Tradisi

QA-Al-Amien. Bertepatan pada momentum 67 tahun Al-Amien Prenduan ini, Al-Amien kembali menyelenggarakan acara apel tahunan yang telah menjadi tradisi tahunan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Acara Apel Tahunan tepat diselenggarakan pada tanggal 14 September 2019 M, diawali dengan pelaksanaan upacara pada hari sabtu, tepat pada pukul 06.30 WIB.

Sebagai sebuah intitusi pendidikan berbasis pesantren, Al-Amien Prenduan selalu berusaha mempertahankan tradisi-tradisi yang telah diwariskan oleh para pendiri pondok pesantren Al-Amien Prenduan. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tijani, MA:

“Dalam kesempatan ini, kita tak cukup hanya mengenang jasa para Almarhumin, tapi yang paling penting adalah menjaga, mempertahankan, serta mengembangkan semua warisan para almarhumin,”

Sebagai momentum 67 tahun berdirinya Al-Amien Prenduan. Al-Amien Prenduan selalu melakukan perbaikan-perbaikan demi terwujudnya cita-cita yang diharapkan. Dalam pidato sambutanya saat upacara Apel Tahunan 2019 Pimpinan menyampaikan dengan tegas kepada seluruh komponen pondok pesantren  Al-Amien Prenduan untuk selalu berbuat yang terbaik dalam segala hal.

Maka dalam penyampaian fatwa dan nesehat tersebut pimpinan memberikan pesan kepada seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan untuk selalu mengingat sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan dengan baik.

“Karena itu, semua santri dan santriwati, guru pondok pesantren Al-Amien Prenduan harus memahami sejarah pondok pesantren Al-Amien Prenduan ini, serta menghayati dengan benar kebijakan pimpinan dan pengasuh Al-Amien.”

Dengan demikian pula, maka sudah sangat jelas, harapan yang tertanam sebagai langkah dalam merawat, menjaga mempertahankan tradisi pondok pesantren Al-Amien Prenduan mempunyai cita-cita yang suci guna menjauhkan diri dari sikap perpecahan yang nantinya akan berdampak secara langsung pada keutuhan cita-cita suci yang telah ditanamkan oleh para pendiri pondok.

“Karena dengan hal ini, diharapkan tidak ada yang berpikir individual, tidak berpikir sektoral, tidak kontradiktif yang ujung-ujung nya memutus silaturahmi dan merugikan pondok ini,” ungkap pimpinan dan Pengasuh.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *