Kontingen TMI Pertahankan Predikat Juara Umum Lomba Bahasa Berskala Nasional

Foto Bersama Kontingen TMI Saat Acara Malam Apresiasi Kebahasaan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

QA-TMI. Sorak sorai terdengar dengan begitu semangat dan antusias. Tadi malam tepat pada tanggal 18 Oktober 2019, kontingen TMI meraih predikat sebagai juara umum lomba kebahasaan tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Kontingen TMI kembali berhasil menyabet juara-juara dalam lomba kebahasaan setelah tiga tahun berturut-turut, dari tahun 2017-2019 bisa mempertahankan gelar juara umum dalam ajang perlombaan Gebyar Apresiasi Khazanah Arabiy ke-VII 2019 (GAZA) yang dilaksanakan di UIN Maliki Malang. Lomba ini kembali digelar dalam kurun waktu satu pecan, mulai tanggal 13-19 Oktober 2019, dengan mengangkat tema besar “Bahasa Arab; Fenomena dan Realitas Dalam Kejayaan Peradaban Islam.”

Adapun kemenangan yang berhasil diraih oleh kontingen TMI dalam event perlombaan GAZA ke-VII 2019 ini yaitu Juara I, Syiir Araby atas nama an. Sirullah kelas V DIA A asal Pamekasan, Juara II Idzatul Akhbar, atas nama an. Moh. Amir Hamzah kelas V DIA A asal Lumajang, Juara II Insya’ Araby, atas nama an. Ahmad Syafiq kelas V DIA A asal Banten, Juara II Lomba Debat Bahasa Arab, atas nama an. Fathur Rosi sekaligus peraih the best speaker debat bahasa arab, kelas VI DIA A asal Surabaya, an. Moh. Fathan Ali kelas V DIA A asal Sampang, dan an. Muhammad Musthofa kelas V DIA A asal Sumenep . Juara III Debat Bahasa Arab, atas nama, an. Daffa Dhiya ul-Haq kelas V DIA A asal Jawa Tengah, an. Bahrul Jadid kelas V DIA A asal Bondowoso, dan an. Moh. Roihan  Ghilmanie kelas V DIA A asal Pasuruan. Juara Harapan I lomba Kaligrafi, atas nama, an. Muhammad Musthofa VI DIA B asal Bali.

Dengan banyaknya pencapaian yang berhasil diraih hingga saat ini, tentu banyak tahapan-tahapan sebagai bentuk sebuah proses yang dilalui oleh segenap kontingen TMI Al-Amien Prenduan hingga bisa menyandang predikat juara umum dari tahun ke tahun.

Saat sesi wawancara singkat yang dilakukan oleh redaktur QA dengan salah satu pendamping lomba kontingen TMI, dia mengungkapkan banyak proses-proses yang harus ditempuh, mulai dari pelaksanaan lomba hingga hari kemenangan ini. Mulai dari tahap pendaftaran peserta, seleksi hingga proses karantina para peserta lomba kebahasaan GAZA 2019.

“Ya bentuk usaha yang pertama itu penyeleksian peserta. Ini kami lakukan bersama para mudir-mudir, hingga memutuskan siapa yang layak untuk mengikuti lomba ini, kemudian beralih ke tahap selanjutnya yaitu latihan yang intensif (terus-menerus), pagi, siang hingga malam, kami ambil waktu latihan disela-sela waktu senggang kegiatan aktif pondok,” ungkap Nur Holis, pria berkulit sawo matang tersebut.

Dengan demikian, kontingen TMI kembali telah membuktikan bahwa adanya geliat kebahasaan yang sudah menjadi simbol bahkan identitas yang senantiasa terus melekat di TMI Lughatul Arabiyah Tajul lii Ma’hadina, bahwa bahasa adalah mahkota yang dimiliki pondok. Hal ini telah dipertahankan dengan baik beriringan dengan diraihnya gelar juara umum dalam lomba kebahasaan berskala nasional dari waktu ke waktu. (RMN/19/10/19)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *