Singkat Cerita, Ada Kisah Lain pada Tahun 2020 Ini
2020?
Ada banyak arah yang dapat disudut-pandangkan pada dua angka kembar ini. Berbagai perspektif pun tak pula sedikit saat siapa saja melihat, mendengar sampai mengingat angka yang merupakan tahun genap ke 1010 dalam kalender masehi ini.
Tahun ini kita sempat harus ‘dengan terpaksa’ mengakrabkan diri dengan Corona. Sebuah sebutan untuk bakteri dan virus mematikan yang dimulai dari peta Wuhan, China. Tahun ini, entah berapa ratus ribuan nyawa (atau bahkan lebih) yang telah melayang, membawa serta banyak cerita kesedihan, kepedihan, kesengsaraan juga perjuangan. Dunia sempat sejenak ‘berhenti bernafas’ untuk kemudian banyak menghembus lagi nafas cerita luka dan duka, menghirup kembali sakit dan perih, kemudian kembali berhenti sejenak untuk ‘memejamkan mata’ sejarah kelam masa.
2020 ini, terlalu banyak kisah telah dengan ‘tidak sengaja’ tercoret ke atas kertas kehidupan. Sebagian kecil adalah ujung dari cerita perjalanan kami, alumni TMI Putra Al-Amien Prenduan yang sejak beberapa tahun silam telah memimpikan tahun 2020 ini sebagai tahun penuh kebahagiaan yang akan kami ceritakan dengan ‘bangga’ kepada teman-teman, saudara, kerabat, keluarga dan tentunya kedua orang tua.
Kami telah membayangkan sejak tahun (2012, 2013, 2015) 2014 dan 2016 lalu bahwa tepat pada akhir tahun pelajaran tahun ini akan ada satu dua hari yang paling membahagiakan sebagai momen puncak perjuangan kami. Tapi, suratan takdir yang tertulis untuk kami ternyata sangat jauh berbeda. Semua rencana, angan dan harapan ternyata tidak seperti apa yang terlintas dalam benak dan pikiran. Kami, harus rela berbagi cerita momen terbaik yang dialami oleh setiap santri TMI pada akhir masa pendidikannya dengan penuh kesabaran serta keikhlasan. Kami, harus teguh menahan kenyataan bahwa pada hari itu, harapan terbesar ketika kami ingin menunjukkan rasa bangga kepada sosok pahlawan kehidupan, kedua orang tua kami yang telah berjuang tanpa pernah mencoret kata lesu dalam setiap ikhtiar dan doa-doa mereka, harus hilang, lenyap tanpa jejak.
Kami selalu mendapat sebutan ‘angker’ bahwa angkatan kami, kelulusan tahun 2020 ini di TMI Putra adalah angkatan keramat yang penuh dengan cerita kelam. Tak perlu diumbar, kami telah mencatat pada setiap kepala bahwa memang pada angkatan kamilah banyak perubahan terjadi, banyak perbedaan dialami, cerita sedih perih ada dan sejarah kelam terkisah. Kami mendapat sebutan ini, itu dan lain-lain yang pada satu sisi memang menjadi rasa sakit tersendiri bagi setiap hati. Namun di sisi lain, sebutan ini, itu dan lain-lain tadi akan benar-benar menjadi pemantik paling dahsyat yang akan menunjukkan jati diri kami yang sebenarnya. Entah 1, 2, 3, 4, 5 dan beberapa tahun kemudian.
Ibarat kehidupan di lautan luas, kami pada tahun 2020 ini adalah sebuah kerang yang awalnya tersakiti dengan berbagai tusukan pasir dan hantaman makhluk-makhlul lain – tapi nanti pada masanya sendiri, pada waktu yang telah digariskan, kami akan menjadi mutiara-mutiara berharga yang akan menjadi benda mahal dan paling dicari. Semoga saja.
Terima kasih atas semua orang yang telah menuntun kami dari awal.
Kepada kedua orang tua kami,
Kepada para Almarhumin dan guru-guru kami yang telah lebih dulu memenuhi panggilan Allah SWT
Kepada para kiai,
KH. Dr. Ahmad Fauzi Tijani, MA sebagai Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan,
KH. Dr. Ghozi Mubarok Idris, MA sebagai wakil Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan,
KH. Moh. Zainullah Rois, Lc sebagai Pengasuh Ma’had TMI
Ust. Ach. Tidjani Syadzillii Lc sebagai Direktur TMI,
K. Abd. Warits, S. Pd sebagai Mudir Ma’had TMI Pa,
Ust. H. Moh. Hamzah Arsa, M. Pd. sebagai Mudir Marhalah Aliyah TMI Pa,
Ust. H. Abd. Qodir Jailani, M. Pd.I sebagai Mudir Marhalah Tsanawiyah TMI Pa,
Para Musyrif dan Wakil Musyrif,
Seta guru-guru semua yang telah pernah membimbing kami, menuntun kami pada setiap derap langkah.
Doa kami tidak akan pernah lepas untuk mereka, Jazakumullah Khoiron Katsiron.
Doakan kami juga agar benar-benar menjadi alumni yang tidak lupa akan sumpah dan janji, menjadi alumni yang mampu mengamalkan setiap ilmu pengetahuan yang telah kami dapat, menjadi alumni yang mampu berjasa, berkembang dan mandiri untuk terus berjalan lurus meniti kehidupan dengan menjunjung misi suci, sebagai alumni yang mundzirul qoum untuk tegak dan jayanya agama, li’izzil Islam wal Muslimin.
*) Moh. Syarif Saifa Abiedillah – bersama 6 kru lainnya, Ali Sajad, Moh. Anismaulidi, Moh. Zaky Habibi, Raihan Fadhlur Rachman, Husnul Hamdi dan Namlul Wadi – berserta 167 anggota D’Vansgionic lainnya – serta mereka yang telah berjuang bersama sejak awal namun tak memiliki kesempatan yang sama. Pada media literasi Majalah Al-Qowiyyul Amien – yang telah kami bangunkan dari tidur nyenyaknya sejak 1 dekade silam
Komentar Terbaru