Barang Pribadi Kakak

Teng teng teng .. suara piano terdengar di telingaku.

“despacito, iya despacito,” ujarku.

Alunan nada despacito terdengar merdu di telingaku. Kuhampiri sumber suara piano tersebut.

“Oh .. Dea Sahutku. Ternyata yang memainkan pianonya adikku Dea.

“Belajar dari mana dik main piano nya?” kumulai bertanya pada Dea.

“Bapak Andi Kak”

“Bapak Andi yang punya took itu ya? aku kembali bertanya.

“Benar Kak.” sahut Dea.

Ternyata Dea mulai menggemari piano milikku. Lalu aku mengizinkan Dea untuk memainkannya kapan saja yang penting jangan sampai merusak.

***

Esok hari nya aku berangkat ke kampus bersama Lita teman sekelasku.

“Dik, kakak berangkat dulu ya.”

“Iya kak, hati-hati.”

Tepat jam 12.00. adzan dzhuhur berkumandang. Aku dan Lita kembali pulang ke rumah menggunakan motor scoopy milik Lita. Setelah sampai di rumah, aku dengar suara Dea berteriak.

“Kenapa dik, kenapa?”

Lalu Dea menceritakan apa yang sebenarnya yang telah terjadi. Sekitar jam 08.20 WIB, terdengar suara ketukan di depan pintu rumah. Setelah itu Dea membuka pintunya. Tapi Dea tidak melihat siapapun di luar sana. Dea cuma melihat sebuah undangan di depan keset. Lalu spontan dia membacanya.

“Assalamualaikum Dea. Hari ini ada pertunjukan piano internasional di gedung pusat kota Bandung. Pergilah kesana, pertujukan ini hanya satu kali dalam satu tahun. Jika kamu tidak pergi, kamu akan sia-sia, pergilah Dea, pergilah. Wasslaamualaikum.”

***

Setelah sampai di gedung pusat kota Bandung. Suasana disana sangat sepi. Tidak ada pertunjukan piano dan taka da seorang pun.

“Ternyata aku tertipu,” ucap Dea.

Setelah Dea pulang pintu rumah terbuka lebar. Kaca jendela depan pecah. Lalu dia masuk ke dalam dan barang-barang banyak yang hilang termasuk piano milik Kak Shinta.

***

Sudahlah dik, jangan bersedih, ayo kita pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian ini.”

Esok hari nya Pak Ramdhan ketua Kasatreskrim Polres Kota Bandung menelponku. Dia bercerita yang mencuri barang-barang milikku nama nya Pak Andi. Dan sekarang dia berada di kantor polisi. Lalu pada waktu itu juga aku dan Dea berangkat menuju kantor polisi.

“Pak Andi, Bapak sedang apa disini?”

“a,aaku eemm aakuu,” Pak Andi menjawab pertanyaan Dea dengan suara tertata-tata.

“Adik Dea, ini orang yang mencuri barang milik dik Dea,” ujar Pak Ramdhan. “ooh jadi bapak yang mencuri piano milik Kak Shinta, itu milik Kak Shinta Pak, bukan milik Dea. Kalau memang Bapak mau memainkan piano milik Kak Shinta, silahkan. Tapi bukan dengan cara begini. Dea mulai emosi pada Pak Andi. Lalu Pak Andi dipenjara selama 15 tahun, sebagai wujud pertanggungjawaban atas apa yang telah ia lakukan.

Hidayat Nur Wahyudin, kelas III B, asal Masalembu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *